Tidak Hanya Tanggung Jawab Moral, Generasi Muda Juga Berperan Terhadap Kemajuan Bangsa
SAMARINDA – Di era digitalisasi generasi Milenial menjadi sangat relevan dalam mengembangkan Pancasila. Artinya Pancasila sebagai media dalam mengubah karakter dari bangsa yang terjajah yang bermental inlander inferior, menjadi bangsa yang merdeka, bangsa yang bisa mengelola dirinya dan bisa membawa Indonesia maju, sehingga nilai-nilai Pancasila tidak berhenti kepada toleransi, tetapi juga mendorong bangsa untuk berprestasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Hariyono selaku Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI dalam Webiner Digital Culture dengan tema "Membangun Karakter Bangsa di Era Digital", pada Selasa (23/02/2021).
Hariyono mengatakan Pancasila tidak hanya berhenti pada paparan pidato, tetapi Pancasila telah menjadi pelaku hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, setiap penyelenggara negara, aparatur negara dan masyarakat punya tanggung jawab moral bagaimana Pancasila bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila sebagai ideologi, memberikan harapan kepada kita semua bagaimana kita bisa menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur sehingga proses bagaimana kita menggapai masyarakat yang adil dan makmur itu menjadi tujuan kita bersama.
“Itu semua ada pada kita, nilai-nilai Pancasila harapan kami tidak hanya menjadi filter tapi juga menjadi penggerak generasi muda. Anak-anak muda Indonesia tidak kalah kualitasnya dibanding dengan anak-anak muda yang ada di Amerika, Eropa, Cina , Jepang dan seterusnya. Pancasila bisa membangun karakter bangsa kita secara positif, sehingga memiliki kepribadian dan karakter yang baik, punya prestasi, kemandirian, kecerdasan yang bisa membangun peradaban bangsa Indonesia lebih baik" tegasnya.
“Kita berharap terutama kepada generasi Milenial, tidak hanya tanggung jawab moral mengamankan dan mengamalkan Pancasila, tetapi generasi Milenial juga punya tanggung jawab bagaimana kemajuan bangsa kita ini bisa dilalui,” ucap Hariyono.
Hariyono menuturkan bahwasannya era digitalisasi ini justru menjadi peluang dan tantangan bagi generasi muda. Oleh karenanya, penting untuk melakukan filterisasi atau menyaring informasi. Apakah kita ingin menjadi korban banjir informasi di era digital atau kita bisa mengelola informasi untuk menggapai prestasi, tutupnya. (resa/pt)