Berita

Sobat Kom, Mari Mengenal Orang Utan dan Jenisnya

  •   Edwin Derry Mahatma
  •   20 Juni 2021
  •   10:46am
  •   Berita
  •   114271 kali dilihat

SAMARINDA—Berapa hari yang lalu rakyat Kalimantan Timur dihebohkan dengan berita video Orang Utan masuk kepemukiman warga  viral  dimedia sosial. Dibagikan oleh pemilik akun Instagram @smart.gram baru-baru ini.

Sobatkom tahu tidak ?? Orang Utan Primata endemik Indonesia, yang mana hewan langka orang utan ini diambang kepunahan dikarenakan banyaknya aktivitas penebangan pohon yg dilakukan oleh manusia. Pohon merupakan habitat dan sumber makanan bagi orang utan.

Maka dari itu, pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terus berupaya melestarikanya melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kehutanan  dengan bekerjasama dengan organisasi peduli lingkungan juga  kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi kalimantan Timur dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara yang berisi 9 (Sembilan) butir kesepakatan.

Salah satunya adalah mendukung Pengelolaan kawasan lindung, kawasan ekosistem esensial dan kawasan konservasi laut. Termasuk pengelolaan habitat orang utan berskala bentang alam lintas Kabupaten Kutai Timur  Berau, perlindungan spesies penting dan habitatnya, seperti penyu dan mamalia laut, pengelolaan mangrove secara berkelanjutan, serta pengelolaan Hutan Lindung Wehea berbasis masyarakat sebagai model pengembangan ekonomi masyarakat dan pengelolaan SDA berkelanjutan.

Dilansir dari www.indonesia.go.id dan  www.kumparan.com di Indonesia terdapat tiga spesies Orang Utan. Salah satunya yakni Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) baru-baru saja ditemukan pada tahun 2017. Kedua spesies lain yang lebih dahulu diketahui adalah Orang utan Sumatera (Pongo abelii) dan Orang Utan Borneo (Pongo pygmaeus), Orang utan Sumatera (Pongo abelii)

Orang utan Sumatera menyukai jenis makanan yang lebih terbatas jenisnya dibandingkan Orang utan Borneo, yakni buah-buahan. Habitat asli Orang utan Sumatera adalah hutan hujan tropis dataran rendah dan pegunungan dengan dominasi pohon Dipterocarpaceae yang tinggi. Hal ini menyebabkan Orang utan Sumatera lebih suka hidup bergelantungan di atas pohon.

Pejantan dewasa Orang utan Sumatera memiliki bantalan pipi yang menggelambir ke bawah dan dagu yang panjang sehingga menyebabkan bentuk wajahnya menjadi oval atau lebih panjang. Diperkirakan Orang utan Sumatera berjumlah sekitar 14.500 dan terancam punah keberadaannya. Orang utan Sumatera jantan dewasa memiliki bobot maksimal 90 kg, lebih kecil dibandingkan dengan Orang utan Borneo. Dengan bulu yang cenderung lebih panjang, tebal, dan terang, yakni didominasi warna cokelat dan jingga

Orang utan Borneo memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan rambut lebih pendek berwarna cokelat gelap atau kemerahan. Orang utan jantan dewasa Borneo memiliki bantalan pipi melebar yang menyebabkan wajahnya terlihat bulat dan memiliki ukuran paling besar dibandingkan dengan spesies Orang utan lainnya, dengan berat mencapai 150 kg. Dengan warna bulu yang didominasi warna cokelat gelap dan dibandingkan dengan dua spesies lainnya, hanya orang utan jantan Borneo yang tidak memiliki janggut.

Jumlah Orang utan Borneo diperkirakan saat ini berkisar 57.350. Serta juga seperti dua jenis yang lainnya, Orang utan Borneo pun terancam punah keberadaannya.  Makanan yang dikonsumsi Orang utan Borneo lebih beragam variasinya mulai dari buah-buahan, biji-bijian, pucuk daun, kulit pohon yang lunak, hingga serangga. Menyesuaikan dengan habitatnya, Orang utan Borneo sering ditemukan melakukan aktivitas di atas tanah dan pohon-pohon hutan rawa gambut. Dibandingkan dengan Orang utan Sumatera yang lebih suka menghabiskan waktunya sepanjang hari bergelantungan di dahan tinggi.

Sementara itu Orang utan Tapanuli merupakan spesies baru yang ditemukan dalam keluarga kera besar pada tahun 2017 dan spesies ini hanya dapat ditemukan di kawasan Batang Toru Sumatera Utara. Profesor Anton Nurcahyo ahli dalam bidang bioantropologi di Australia National University adalah penemu spesies Orang utan ini yang memulai penelitiannya tentang spesies baru Orang utan semenjak tahun 2003. Atas dasar bukti genetik Orang utan Tapanuli merupakan spesies tersendiri yang berbeda dari dua spesies yang sebelumnya ditemukan.

Orang utan spesies baru ini memiliki ciri khas yang aneh dan berbeda dari dua jenis yang lain. Pejantan dewasa memiliki bantalan pipi yang menyerupai orangutan Borneo tetapi bentuk badan Orang utan Tapanuli lebih mirip dengan Orang utan Sumatera, dengan bulu lebih tebal dan keriting serta memiliki kumis dan jenggot yang menonjol dengan bantalan pipi yang berbentuk datar dengan rambut halus berwarna pirang. Pejantan dewasa juga memiliki tengkorak lebih kecil namun dengan taring yang lebih besar. Dengan rambut lebih kusut dan teriakan yang lebih panjang. Namun sayangnya ketika ditemukan, kelompok Orangutan Tapanuli ini berjumlah sekitar 800 ekor dan dikategorikan dalam golongan spesies yang terancam punah.

Dilangsir dari https://www.gotravelaindonesia.com Orang utan merupakan fauna terbesar yang tinggal di atas pepohonan. Seekor orangutan dapat menghabiskan 95 persen waktunya di atas pohon. Aktivitas seperti makan, tidur, maupun bepergian dilakukan orang utan dari pohon ke pohon.

Sebagai primata endemik yang suka menetap di pohon, hewan langka orang utan dapat menghabiskan waktu hingga lima kali dalam sehari untuk makan. Tentu saja aktivitas ini dilakukan di atas pohon. Mereka dapat menggunakan ranting untuk menyendok rayap keluar dari pohon sebagai makanan camilan.

Orang utan jantan berukuran lebih besar dari orang utan betina. Bobot tubuh orang utan jantan dapat mencapai 150 kg, sementara orang utan betina hanya setengahnya. Kaki dan tangan yang sempit dan panjang memudahkan mereka untuk bergelantungan dari pohon ke pohon. (WIN)