Berita

Semangat Bulan K3, Sukseskan Vaksinasi Covid-19 Bagi Pekerja di Sektor Komunikasi

  •   resa septy
  •   22 Januari 2021
  •   7:23pm
  •   Berita
  •   1125 kali dilihat

SAMARINDA – Dalam rangka memperingati bulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tahun 2021, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan acara secara virtual dengan mengusung tema “Mengapa Perlu Vaksinasi Covid-19 ?” pada Jumat (22/01/2021).

Mewaliki Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat, dr. Riskiyana Sukandhi Putra selaku Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI memberikan sambutan sekaligus secara resmi membuka acara pagi ini yang diikuti oleh Dinas Kominfo Provinsi/Kabupaten/Kota, Pekerja Sektor Komunikasi dan Jurnalis.

Pembahasan materi diantaranya mengenai Kebijakan Vaksinasi Covid-19, Keamanan dan Efektivitas Vaksinasi, Peran Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19, Vaksinasi Menurut Sudut Pandang Islam, Pembudayaan 5M dan Strategi Komunikasi Vaksinasi Covid-19 di Tempat Kerja. Pemaparan materi terbagi dalam dua sesi yang mana dimoderatori oleh  dr. Anna Soraya pada sesi pertama dan dr.Dyah Purwaning Rahayu pada sesi kedua dari Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupaksi Indonesia (PERDOKI).

Sesi pertama, dimulai dengan pembahasan materi mengenai Kebijakan Vaksinasi Covid-19 yang disampaikan oleh narasumber dr. Asik Surya selaku Kepala Subdirektorat Imunisasi, Kemenkes RI.


Diplomasi pemenuhan kebutuhan vaksin Covid-19 terus dilakukan untuk meyakinkan dan mengamankan vaksin tersebut dengan kerjasama antar negara dan badan Internasional, Bilateral maupun Multilateral. Kemudian, Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan peraturan yang tidak hanya sekedar tertib namun akuntabel terhadap Sumber Daya Manusia (SDM), administrasi, logistik, jaringan fasyankes dan sistem monev untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Perlindungan terhadap tenaga kesehatan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Meskipun vaksinasi saat ini sudah dilaksanakan, seluruh masyarakat maupun tenaga kesehatan tetap harus menerapkan protokol kesehatan, jelas dr. Asik dalam pemaparannya.

“Di Indonesia pun juga harus menggerakkan bagaimana untuk mencapai perlindungan yang cukup.  Jika Indonesia mampu memberikan perlindungan terkait penularan Covid-19 maka Indonesia juga akan berkontribusi kepada global dalam hal ini sebagai bagian daripada dunia dalam menghadapi pandemi,” tutupnya.

Selanjutnya, pembahasan mengenai Keamanan Vaksin dan Efektifitas Vaksinasi Covid-19 disampaikan oleh narasumber Prof. Hindra Irawan Satiri selaku Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Prof. Hindra menyampaikan pasca imunisasi pasti akan menimbulkan reaksi simpang mulai dari yang ringan, kemerahan, pembengkakan, gatal atau demam ringan. Sedangkan, untuk gejala serius tergantung oleh sensitifitas tubuh dan selama ini diketahui jarang terjadi.

“Keamanan vaksin itu sudah dari dulu untuk menjamin kelangsungan program imunisasi dan dari tenaga medis sudah dilatih, sehingga dapat memberikan vaksin yang aman. Semua vaksin bisa menimbulkan gejala tergantung ringan, sedang maupun beratnya. Apabila terdapat masalah segera laporkan agar dapat diuji atau bahkan dihentikan,” tegasnya.

Kemudian pembahasan dilanjutkan pada materi ketiga  yaitu Vaksinasi Menurut Sudut Pandang Islam oleh KH Cholil Nafis.

Mencegah lebih baik daripada mengobati karena hal ini merupakan bagian  dari syariat Islam. Dalam hadist Rasulullah pun diperintahkan setiap umat manusia yang sakit agar berobat dengan sesuatu yang tidak diharamkan. Lalu kaitannya dengan vaksinasi ialah suatu bentuk menjalankan perintah-Nya sebagai wujud syukur dan percaya,  jelasnya.

Anna Soraya selaku moderator memberikan kesimpulan penutup sesi pertama mengenai  sebagian besar masyarakat yang ragu dan berpendapat bahwa vaksin Covid-19 dapat menimbulkan Komorbid .

“Bukan karena vaksin itu menyebabkan apa-apa, tapi karena belum ada penelitian yang menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki komorbid itu aman terhadap vaksin. Pemberian vaksin betul-betul memperhitungkan keamanan dari penerima, sehingga dapat memberikan hasil yang sesuai kita inginkan untuk Indonesia,” tutupnya. (resa/pt)