Berita

Pengelolaan Informasi Publik Pemerintah Harus Kekinian

  •   prabawati
  •   8 Mei 2023
  •   6:28pm
  •   Berita
  •   740 kali dilihat

Batu - Di era sekarang pengelolaan informasi publik harus mengikuti perkembangan teknologi komunikasi yang biasa digunakan masyarakat.

Untuk itu, dalam pengelolaan informasi publik harus disajikan secara menarik dan kekinian.

"Kita harus mulai sadar, karena masih agak lambat mengikuti perkembangan zaman,"terang Direktur PT Jatim Times Network (JTN) Heryanto dalam paparannya pada kegiatan Workshop pengelolaan Konten Media Untuk Pemerintah, di Hotel Aston Inn Batu (8/5).

Perkembang dunia informasi sekarang harus diikuti oleh pemerintah yang kegiatan sehari-harinya dalam berkonunikasi berkitan langsung dengan pelayanan publik.

Informasi menurut para ahli dapat disimpulkan sebagai sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk data menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.

Di era digital orisinalitas konten sangat mudah dicek dan ketahui oleh pembaca. Kehadiran mesin pencarian google memudahkan siapapun mengecek apakah konten tersebut menjiblak karya orang lain atau tidak.

Algoritma google akan dengan mudah mendeteksi konten plagiat atau bukan. Konten orisinil akan cepat direkomendasi ke pembaca oleh algoritma mesin pencari.

"Jika ingin menyeberkan informasi pemerintah terlebih dahulu harus mengetahui masyarakat kalangan apa yang dituju,"sebutnya

Lanjutnya, memosting konten yang sama berulang kali juga akan dibaca sebagai konten plagiat.

Apapun yang disampaikan di web dan mendos pemerintah harus informasi yang berguna bukan sekedar mengisi media sosial dan sekedar mengaktifkan saja.

Tambahnya, ciri-ciri informasi yang berkualitas itu harus relevan, akurat, tepat pada waktunya serta Konsisten. Kemudian sistem penyajian informasi di wra digital harus cepat, tidak rumit dan mudah dishare.

Karakteristik pembaca di era digital 80 persen hanya membaca judulhanya 20 persen yang membaca tuntas dengan isinya. (Prb/ty)