Berita

Pendaftar Beasiswa Kaltim Kedepannya Diharap Lebih Jujur, Teliti dan Bertanggung Jawab

  •   resa septy
  •   31 Agustus 2021
  •   10:58am
  •   Berita
  •   434 kali dilihat

Samarinda – Alasan gugurnya pendaftar Beasiswa Kaltim Tahun 2021 ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Persoalan ketidaksesuaian data nyatanya masih terus ada, terlebih pemalsuan identitas maupun nilai yang seolah tidak kunjung usai menjadi langkah sebagian oknum untuk memperoleh beasiswa bergengsi di Provinsi Kalimantan Timur ini.

Sebagaimana ketentuan yang telah diberlakukan, pendaftar diwanti-wanti agar tidak masuk dalam 10 dan 8 indikator gugurnya atau ditolaknya berkas pada tahap verifikasi administrasi sesuai kategori beasiswa yang diikuti.

Hakikatnya, verifikasi administrasi ini tersistem dan dilakukan secara berurutan, mulai dari pendaftar dengan skoring tertinggi pada kategori yang dipilih. Namun, tahapan seleksi ini juga dilakukan melalui verifikasi faktual ke lapangan yaitu pada Lembaga Pendidikan atau Perguruan Tinggi guna lebih memastikan lagi data dalam berkas yang di input atau di upload ke website Beasiswa Kaltim 2021 ialah benar.

“Urutannya sebenarnya kan sudah jelas, tapi rata-rata dari mereka yang daftar ditolak itu karena 10 kasus untuk mahasiswa dan 8 kasus untuk siswa. Contohnya, tidak menandatangani Surat Keterangan tidak menerima beasiswa dari pihak manapun, padahal nilainya itu tinggi. Tapi kita tidak bisa meloloskan karena takutnya double menerima beasiswa, kami yang kena di BPK nanti,” ungkap Iman Hidayat selaku Kepala Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov Kaltim.

Selain itu, ada pula yang berkasnya hitam putih tambahnya menerangkan, padahal jelas ketentuannya harus berwarna. Kemudian tidak bermaterai, bahkan masih memakai materai 6.000.

Permasalahan dokumen, mulai ketidaksesuaian data hingga pemalsuan data diakui Iman masih banyak didapati dalam kedua kategori beasiswa untuk mahasiswa yakni TUNTAS dan STIMULAN. Sedangkan, pada kategori siswa STIMULAN lebih kepada tidak mengenal teknologi khususnya bagi Siswa Dasar (SD) yang dalam hal ini pengisian datanya dilakukan oleh orang tua, guru, maupun operator sekolah. Selain itu, miskomunikasi juga banyak terjadi di dalamnya.

“Ada juga yang salah memilih kategori. Dia itu punyanya prestasi non akademik, tapi dia pilihnya kategori akademik. Kalau kategori akademik kan dari skoring nilai, indeks prestasinya atau rapotnya. Lalu ada yang pilih non akademik, tapi yang ditampilkan adalah kejuaraan yang tidak berjenjang. Walaupun juara 1, itu tidak bisa digunakan. Tapi kalau yang ikut Pra PON atau PON, kejuaraan yang berjenjang itu dipakai,” ujarnya menceritakan.

Oleh karena itu, Iman yang ditemui di ruang kerjanya Kantor Disdikbud Prov Kaltim, pada Senin (30/8) ini mengharapkan baik seluruh mahasiswa maupun siswa yang akan mendaftar Beasiswa Kaltim pada kesempatan berikutnya agar dapat sportif, jujur dan lebih teliti dalam pengisian data.

Sikap tanggung jawab atas data yang diberikan sangat dibenarkan olehnya harus ada dalam diri masing-masing pendaftar. Kalaupun hasil verifikasi administrasi oleh sistem dirasa tidak sesuai, pendaftar dapat mengajukan pengaduan melalui fasilitas yang telah tersedia pada laman website beasiswa.kaltimprov.go.id. (resa/pt)