Berita

Lomba Debat Tingkat Mahasiswa Berlangsung Seru

  •   Hendra Saputra
  •   27 Oktober 2022
  •   9:32pm
  •   Berita
  •   1156 kali dilihat

Samarinda - Dalam rangka menyemarakkan Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2022,  Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur mengadakan Lomba Debat Tingkat Mahasiswa Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2022.  

Lomba diikuti oleh delapan tim yang lolos dari Tahap Seleksi yang diikuti oleh sebanyak 26 tim peserta. Tahap seleksi dilakukan dengan penilaian video argumentasi yang telah dikirimkan peserta. Delapan tim yang mengikuti Tahap Penampilan debat hari ini terdiri atas tujuh tim yang berasal dari Universitas Mulawarman, yakni tiga tim dari Fakultas Hukum, tiga tim dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan satu Tim dari Fakultas Ilmu Budaya. Satu tim lagi berasal dari Universitas Mulia Balikpapan, Kamis (27/10/2022).

Terdapat enam tema yang menjadi topik lomba debat yang dilangsungkan sejak pukul 08.00 s.d. 14.45 hari ini. Pemenang 1 s.d. Harapan III berhak mendapatkan piala, sertifikat dan uang pembinaan.

Pertama, bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Kedua, kewajiban Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) bagi pekerja asing. Ketiga, ragam bahasa gaul merusak bahasa Indonesia. Keempat, penggunaan bahasa asing dalam iklan, papan reklame dan jenama (merek) usaha.

Kelima, penggunaan bahasa daerah oleh pengelola media sosial, seperti pada media sosial Ragam Samarinda, Berita Terkini Samarinda, Lintas Balikpapan dan lain-lain). Keenam, maraknya ujaran kebencian di kalangan pengguna media sosial.

Lomba debat terdiri atas tiga sesi, yakni sesi argumentasi pembicara pertama, sesi debat oleh pembicara dua dan tiga, serta sesi argumentasi penutup oleh pembicara keempat. Lomba berlangsung menarik dan seru dengan adu argumen dari setiap tim pro dan kontra terkait tema yang diangkat.

Adapun juri dalam lomba debat tersebut berasal dari staf Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur, Yudianti Herawati dan Aquari Mustikawati, serta dari kalangan pegiat literasi, Endry Sulistyo.

Juri dalam memberikan penilaian berdasarkan empat kriteria. Kriteria pertama, kesesuaian antara argumentasi (relevansi) dan tema. Kriteria kedua, kemampuan memberikan argumentasi dengan jelas dan runtut (elaborasi). Kriteria keempat, kemampuan menyanggah dan menanggapi argumentasi lawan (respons). Kriteria kelima, kemampuan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Endry Sulistyo menekankan kepada peserta bahwa dalam lomba debat harus didukung oleh data dan fakta yang relevan.

Yudianti Herawati menambahkan bahwa dalam mengungkapkan gagasan harus runtut dan memperhatikan bahasa yang baik dan benar.

Sementara menurut Ketua Panitia, Dwi Haryanto, lomba debat tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait perkembangan bahasa Indonesia saat ini.

"Diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk mengutamakan bahasa Indonesia, " ujarnya.

Satu hal yang tidak kalah penting, lomba debat tersebut secara tidak langsung mengasah kemahiran mahasiswa dalam berbicara sekaligus berpikir kritis. (hend/pt)