Konsumsi Tepung Terigu Meningkat 130 Ton Selama Ramadan dan Jelang Lebaran
Samarinda – Konsumsi tepung terigu meningkat cukup signifikan selama Ramadan hingga menjelang Lebaran. Hal ini dikarenakan banyaknya kebutuhan tepung terigu untuk bahan dasar kue kering dan jajanan tradisional.
Assisstant Manager Sub Regional Kaltimtara PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, Ahada Almayuda mengungkapkan, peningkatan permintaan tepung terigu di Kalimantan Timur (Kaltim) pada bulan Ramadan dan lebaran bisa mencapai 10 hingga 15 persen.
Ia membandingkan, permintaan harian tepung terigu di Kaltim sekitar 100 ton per hari. Untuk wilayah Samarinda, Kubar, Kukar, dan Kutim. Selama Ramadan hingga jelang Idulfitri, permintaan ini meningkat hingga 120 sampai 130 ton per harinya.
“Lonjakan permintaan itu bisa meningkat 10 - 15 persen dari pada biasanya. Hal ini karena munculnya banyak UMKM musiman yang menjual kue-kue takjil selama Ramadan. Jadi, meningkatkan permintaan tepung terigu juga,” kata Yuda kepada Diskominfo Kaltim, Rabu (2/4/2023).
Meski mengalami peningkatan permintaan, Yuda memastikan, harga tepung terigu tak mengalami inflasi. Harga tepung terigu justru tetap stabil bahkan cenderung mengalami penurunan selama dua semester terakhir.
Perusahaan produsen merek tepung terigu di Indonesia ini, mematok harga grosir tepung terigu kemasan 25 kilogram (kg) seharga Rp 220 ribu per karung. Turun dari harga sebelumnya sebesar Rp 245 ribu per karung.
Hal itu karena pasokan impor gandum sebagai bahan dasar produksi tepung terigu tetap aman masuk ke Indonesia. Terutama impor gandum yang berasal dari Australia dan Amerika Serikat (AS).
“Polemik supply and demand gandum kita sudah selesai sejak semester kedua tahun 2022. Saat ini, stok berlimpah sehingga harga bisa ditekan,” jelas Yuda.
Adapun untuk jalur distribusi tepung terigu ke seluruh wilayah Kaltim juga dipastikan aman tanpa kendala. Pihaknya memiliki dua stock point pergudangan utama di Samarinda dan Balikpapan. Serta didukung dengan 34 distributor dan 130 agen yang mengcover seluruh wilayah Kaltim – Kaltara.
“Kami dituntut untuk menjaga suplai distribusi wilayah ini aman dan merata. Karena ini berkaitan dengan kebutuhan pangan masyarakat,” pungkasnya. (KRV/pt)