Isran dan Hadi Tanam Elai Durian
SAMARINDA – Disela-sela Peresmian The Mountain of ISRAN (Innovation Sciences and Research Area Network), Gubernur Kaltim, Isran Noor bersama Wakil Gubernur Kaltim ,Hadi Mulyadi berkesempatan menanam pohon Elai Durian,Rabu (14/7/2021).
The Mountain of ISRAN (Innovation Sciences and Research Area Network) merupakan inovasi yang digagas oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim.
Elai memiliki nama latin Durio Kutejensis merupakan buah asli Kaltim, bentuknya seperti durian namun yang membedakan hanya daging buahnya yang berwarna jingga atau orange. Durian jenis ini memiliki keunggulan dari sisi tekstur, tidak basah, citarasa dan aroma yang tidak menyengat dibanding jenis durian lain. Menjadi alternatif bagi yang ingin makan durin tetapi tidak suka dngan bau menyengat.
"Mengikuti arahan Gubernur Kaltim Isran Noor, The Mountain of ISRAN akan menjadi pusat percontohan daripada pusat penelitian dan pengembangan kearipan lokal khususnya Plasma Nutfah," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim, Abdullah Sani.
Pada kesempatan tersebut Kepala Balitbangda Kaltim, Abdullah Sani menceritakan proses awal adanya tempat ini (The Mountain of ISRAN-red).
Dituturkannya berawal dari makan siang di kantin Balitbangda Kaltim, ada beberapa staf dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kaltim datang untuk mengukur tanah. Tanah tersebut berada dibelakang kantor Balitbangda Kaltim, yang beralamatkan di Jalan MT. Haryono. Seketika langsung ditanya.
"Ada beberapa staf BPKAD yang sedang makan siang dikantin tempat saya bekerja, kemudian saya tanyakan, ada keperluan apa disini?" tanya Sani.
Kemudian staf BPKAD itu menjawab. “Hendak mengukur lahan dibelakang kantor bapak. Ternyata itu milik Pemerintah Provinsi Kaltim,” tuturnya.
"Setelah itu saya bersurat ke Gubernur Kaltim untuk memanfaatkan lahan tersebut, guna menjadikan pusat penelitian dan pengembangan kearifan lokal dan ternyata disetujui oleh Gubernur Kaltim, Isran Noor," tegas Sani.
Tanpa sentuhan APBD Sani bersama stafnya membuka hutan itu untuk pengembangan tanaman khas Kalimantan, antara lain Kayu Gaharu, Padi Gunung, Jagung dan Anggrek Hitam, bebernya.
Sebagai informasi plasma nutfah adalah kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional. (teguh/pt)