Cegah dan Tanggulangi HIV AIDS, KPA dan Pemprov Kaltim Gelar Pertemuan Penyusunan SRAD
Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kaltim menggelar Pertemuan Penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Daerah (SRAD) Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS bertempat di Hotel Fox lite Jalan Mayjen S. Parman, Selasa (30/5/2023).
Dihadiri oleh Ketua Tim Kerja HIV PIMS Dit. P2PM Kementerian Kesehatan RI dr. Endang Lukitosari, Sekretaris Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kaltim Jurnanto, KPA Provinsi Jakarta,
KPA Kabupaten Kota di Kaltim,Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS)
serta instansi perangkat daerah di lingkungan Pemprov. Kaltim.
Tujuan dari disusunnya SRAD untuk menyediakan dasar dan arahan bagi perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi penanggulangan HIV/AIDS yang dilaksanakan oleh berbagai pihak di Provinsi Kaltim.
SRAD juga diharapkan dapat memberikan pedoman bagi lintas sektor dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan menyediakan informasi tentang ruang lingkup kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak yang berkepentingan.
Dalam kesempatan itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kaltim Jurnanto menuturkan, Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang.
"Agar terwujudnya derajad Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia, yang produktif secara sosial dan ekonomis,"ujar Junarto membacakan sambutan Gubernur Kaltim.
Ia menjelaskan Indonesia telah menetapkan sasaran prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, dimana telah ditetapkan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2024 khususnya untuk program AIDS.
Dan juga juga telah menyepakati komitmen global untuk Ending AIDS, pada tahun 2030 yang tinggal sebentar lagi.
"Indonesia bertekad untuk memenuhi berbagai komitmen tersebut di atas melalui program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam beberapa dasawarsa,"tambahnya.
Adanya kasus HIV /Aids memiliki sejarah panjang di Indonesia, yang pertama kali
ditemukan pada tahun 1987.
Dikatakannya lagi , Junarto juga menyambut baik atas kehadiran Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKAI), yang merencanakan untuk mengadakan rapat kerja dalam Penyusunan Rencana Strategi Aksi Daerah (RSAD) untuk tahun 2023 -2030 mendatang, yang sesuai dengan komitmen global untuk Ending AIDS, pada tahun 2030.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan R.I, bahwa Rencana Strategi Aksi Daerah (RSAD) ini direncanakan hanya terbatas pada Provinsi yang termasuk 10 besar angka prevalensinya, tidak termasuk Kalimantan Timur.
"Namun diikutsertakan penyusunan Rencana Aksi Daerah ini karena Kalimantan Timur adalah menjadi calon IKN,"jelasnya.
Memang tidak salah memilih Kalimantan Timur ini sebagai daerah yang perlu
dibantu, karena menurut informasi dari Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dengan adanya Pembangunan di daerah IKN itu, yang melibatkan hampir 6.000 orang pekerja yang umumnya adalah Laki Laki, bila pada waktu libur, datang ke Kota Balikpapan, mencari hiburan pada waktu malam.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Timur, bahwa kasus HIV/AIDS sejak pertama kalinya ditemukan pada tahun
1987.
Secara kumulatif sampai dengan tahun 2022, telah ditemukan sebanyak
9.755 ODHA ( Orang Dengan HIV/AIDS) dari yang diestimasikan 9.090
ODHA (107 %), sedangkan ODHA yang pernah minum ARV sebanyak 5,012
ODHA (55,1%) Perlu diketahui bahwa berdasarkan indikatornya, capaian Testing HIV tahun 2022, Kalimantan Timur = 87%, urutan ke 7 dari 34 Provinsi ,Capaian ODHIV hidup dan
mengetahui status dari target 95 %, bisa mencapai 104 %, urutan 1 dari 34 provinsi di Indonesia.
Bila dilihat dari penyebarannya, semua kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur
ini sudah semua nya ditemukan kasus HIV/ AIDS, dan bila dilihat dari jenis
kelamin, maka yang terbanyak adalah pada Laki Laki = 64 % dan Wanita 36%.
Bila ditinjau dari Jenis pekerjaannya, setiap daerah berbeda misalnya di
Kabupaten Kutai Timur, sebagaimana dilaporkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Daerah, dari 309 ODHA yang masih dalam pendampingan, urutan pertama
adalah Para Pegawai Swasta 42%, urutan kedua adalah IBU RUMAH TANGGA (28%) dan urutan ketiga adalah Para PSK (Pekerja Seks Komersial).
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan bersama dengan
lintas program dan lintas sector terkait dalam kegiatan pencegahan dan
penanggulangan HIV / AIDS adalah antara lain :
Peningkatan Kapasitas/Orientasi Petugas untuk Layanan PDP RS Swasta,/Klinik Swasta, dll Pertemuan Workshop program HIV kolaborasi dengan program TBC dan HepatitisC.
>On The Job Training Bagi Layanan PDP Baru di Tingkat Kabupaten/kota
> Orientasi bagi petugas kader dalam data telusur Lost Follow Up.
> Mendapat dukungan dari LSM, antara lain PKBI, PPTI, Sekata, Laras dan KDS
Mahakam Plus
Integrasi dan Sinkronisasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan HIV
dalam upaya mencapai three Zero, yaitu :
Pertama 95 % Zero New HIV Infection, Yaitu 95 %, Tidak ada lagi inveksi baru, untuk itu orang dengan HV harus mengetahui statusnya.
Kedua 95% Aids Related Deth, dimana 95 % atau penderita Aids tidak lagi meninggal, yaitu semunya harus mendapatkan pengobatan. Terakhir 95% Zero Discrimination, yaitu 95 % tidak ada diskrminasi bagi pengidap HV /Aids.(rey/pt)