Berita

Butuh Perhatian

  •   prabawati
  •   19 Februari 2021
  •   11:07am
  •   Berita
  •   372 kali dilihat

Samarinda---- Perkawinan dibawah umur merupakan permasalahan yang serius dan perlu diatasi dan dicegah guna menghindari dampak buruk yang berkepanjangan.

"Perkawinan anak yang masih cukup tinggi menjadi perhatian bersama, " ungkap Asisten Pemerintahan dan Kesejahtrraan Rakyat Setdaprov Kaltim HM Jauhar Efendi pada Rapat Kerja Daerah (RAKORDA) dan Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan (RAKORNIS) Program Bangga Kencana Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2021, secara Virtual, Kamis (18/2)

Jauhar mengungkapkan, dampak serius dari perkawinan anak yang pertama sangat berpotensi melahirkan anak stunting, kedua persalinan yang macet karena pinggul sempit bisa mengancam jiwa ibu dan bayi.

Berikutnya ketiga, kehamilan usia dini berpotensi mengalami robek mulut rahim yang menyebabkan resiko preeklamsia dengan gejala naiknya tekanan darah, kaki bengkak, kencang saat persalinan hingga kematian pada ibu.

Lanjutnya pernikahan dini juga bisa menyebabkan kanker mulut rahim dan perempuan yang hamil saat masih usia pertumbuhan beresiko mengalami tulang keropos atau Osteoporosis, tubuh menjadi bungkuk, mudah patah tulang dan menjadikan usia tua tidak produktif.

Diakuinya, walaupun Kalimantan Timur termasuk 4 Provinsi paling rendah prevalensi stuntingnya yaitu 27,1%, namun karena stunting ini beresiko mengalami reduksi kecerdasan kognitif resistensi terhadap penyakit dan degradasi produktivitas kerja di masa depan, maka penurunan stunting membutuhkan sinergi dari berbagi lintas sektor melalui sinkronisasi program nasional, daerah dan elemen masyarakat.

Ia pun berharap perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim bersam PKB, PLKB serta kader yang ada di lapangan terus berbuat untuk percepatan penurunan stunting termasuk memberdayakan masyarakat dan menggerakan sumber daya yang ada dalam mencegah kelahiran bayi stunting,"

"Mari kita pastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan pendidikan tentang Kesehatan Reproduksi yang sehat serta menggalakkan program generasi berencana agar terhindar dari perkawinan usia anak," ajaknya (Prb/ty)