Artikel

Menelisik Jejak Populasi Badak Kalimantan 

  •   Khajjar Rohmah
  •   25 September 2022
  •   12:40pm
  •   Artikel
  •   7407 kali dilihat

Kutai Barat - Sudah sembilan tahun, sejak badak kalimantan ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Badak yang ada di Pulau Kalimantan pernah diduga tidak ada. Namun beberapa kali terdapat laporan masyarakat lokal, terkait tanda keberadaan badak tersebut. 

 

Akhirnya Badak ditemukan kembali pada tahun 2013 melalui bukti visual berupa video dari camera trap yang dipasang. 

 

Badak Kalimantan atau dalam bahasa latin Dicerorhinus sumatrensis harrisoni secara genetik masih satu spesies dengan badak sumatera atau Dicerorhinus sumatrensis yang ada di Pulau Sumatera. 

 

Hanya saja, ada perbedaan mendasar antara badak kalimantan dan badak sumatera. Yakni terlihat pada ukuran tubuh. Badak kalimantan hanya mempunyai bobot sekitar setengah dari bobot badak sumatera. Yaitu sekitar 350 hingga 370 kilogram (kg). Sementara, bobot tubuh badak sumatera bisa mencapai berat 600 hingga 700 kg. 

 

Badak kalimantan masuk ke dalam daftar merah International Union For Conservation of Nature (IUCN). Atau termasuk satwa langka yang harus dilindungi. Pemerintah Indonesia bersama mitra terkait, hingga saat ini masih terus melakukan pendataan populasi badak di Pulau Kalimantan. 

 

Kepala Resort Konservasi Suaka Badak Kelian, Kutai Barat (Kubar), Jono Adiputro menjelaskan, badak kalimantan adalah satwa purba yang hidup sejak sekitar 20 juta tahun lalu hingga saat ini. Badak kalimantan masuk dalam jenis hewan mamalia dari Genus dicerorhinus

 

"Jejak populasi badak kalimantan setelah kami telusuri, badak ini ada di seluruh daratan Kalimantan. Bahkan bisa dibilang, mereka lah penduduk asli Kalimantan yang sudah ada sejak zaman dulu," kata Jono kepada Tim Liputan Diskominfo Kaltim, melalui sambungan telepon, Jumat (23/9/2022). 

 

Keberadaan habitat keberadaan badak sebagai satwa asli Kalimantan ini lah, yang menjadi asal usul nama salah satu daerah di Kaltim, Muara Badak. Bahkan, penetapan Taman Nasional Kutai salah satunya dimaksudkan untuk menjaga habitat badak. 

 

"Hampir di seluruh wilayah Kaltim ini disinyalir menjadi sebaran habitat satwa badak. Bahkan sampai ke wilayah Sabah, Malaysia. Ada suaka badak di sana, sempat ditemukan dua ekor," lanjut Jono. 

 

Di Indonesia sendiri, diketahui memiliki dua spesies satwa badak dari lima yang tersisa di dunia. Yakni, Dicerorrhinus sumatrensis dan Rhinoceros sondaicus. Keduanya, kini dikategorikan terancam punah atau critically endangered

 

Ada pun ciri-ciri badak kalimantan adalah bercula dua, berambut dilipatan kulit panggal paha, pinggang, pangkal kaki depan dan bahu. 

 

Kepunahan badak kalimantan, kata Jono disebabkan oleh kerusakan habitat yang besar, jumlah yang kecil dalam satu lokasi, dan fragmentasi habitat yang menyulitkan badak bertemu satu dengan lainnya untuk berkembang biak. 

 

Di samping itu, angka kelahiran yang rendah, kelainan reproduksi, dan perburuan atau poaching juga menambah deretan faktor kepunahan mamalia asli Kalimantan ini. (KRV/pt)