Desa Pela, Pesona Wisata Baru dari Sungai Mahakam
Kutai Kartanegara – Desa Pela menjadi magnet wisata baru di Kalimantan Timur (Kaltim). Desa yang terletak di pedalaman anak Sungai Mahakam ini, menawarkan sensasi wisata di atas sungai. Desa Pela merupakan salah satu desa tertua di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Desa tersebut dihuni oleh 90 persen masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan.
Pada tanggal 16 juni 2018, Pemerintah Kabupaten Kukar menetapkan Desa Pela sebagai desa wisata. Sejak itu, pengembangan ekowista di desa ini terus dilakukan. Mulai mendapat kunjungan wisatawan baik dari Kaltim mau pun luar daerah.
Terbaru, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno juga berkesempatan datang langsung mengunjungi Desa Pela pada Juli lalu. Kunjungan Menparekraf tersebut, dalam rangka Peninjauan Desa Pela yang masuk dalam peringkat 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022.
Desa Pela yang terletak di Tepi Anak Sungai Mahakam dan di ujung mulut Danau Semayang ini memang memiliki daya tarik wisata yang menarik. Danau Semayang sendiri merupakan satu dari Tiga Danau terbesar yang ada di Kaltim. Sedangkan, Dua danau lainnya, yakni Danau Melintang dan Danau Jempang.
Desa Pela merupakan perkampungan nelayan dengan wajah perkampungan pesisir yang didominasi oleh rumah dan jembatan kayu. Jembatan tatakan kayu menjadi jalan utama yang menghubungkan setiap rumah. Karena wilayah Desa Pela dikelilingi oleh sungai, rawa dan danau.
Desa Pela menawarkan beberapa Destinasi Wisata. Diantaranya wisata susur sungai dari dermaga di Kota Bangun menuju Desa Pela yang dapat ditempuh sekitar 30 menit menggunakan longboat (perahu panjang). Kemudian, wisata kampung pesisir dengan menginap dan melihat langsung aktivitas para nelayan desa. Desa ini juga menyediakan homestay yang disiapkan langsung dari rumah warga desa setempat.
Wajah Desa Pela sudah ditata menjadi sangat ciamik sebagai objek wisata. Dengan menampilkan beberapa titik spot foto yang instagramable. Di banyak sisi juga ditaruh papan informasi tentang Desa Pela dan Peta wisata sekitar (maps of tourism).
Selain itu, desa wisata ini juga menawarkan wisata edukasi melalui museum Desa Pela atau museum nelayan. Di dalam museum tersebut, berisi alat tangkap nelayan yang ramah lingkungan. Masyarakat Desa Pela memang berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan melakukan aktivitas nelayan secara tradisonal tanpa illegal fishing.
Yang paling menarik, Desa Wisata Pela juga merupakan wilayah konservasi Pesut Mahakam bekerja sama dengan Yayasan Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI). Ada sekitar 17 Spesies mamalia laut ini yang bermukim di Sungai Mahakam Desa Pela. Dari total 80 spesies lain di sepanjang Sungai Mahakam.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pela, Alimin menerangkan Desa Pela memang menjadi rumah bagi Mamalia Pesut Mahakam. Warga desa ikut menjaga keberadaan Pesut Mahakam yang bermukim di Muara Sungai. Bahkan, ikut merawat dan menolong Pesut yang ditemukan terluka atau bahkan mati di tepian sungai.
“Kami ikut menjaga keberlangsungan hidup Pesut. Desa Pela ini juga rumah mereka,” kata Alimin.
Diketahui Desa Pela juga berhasil menorehkan beberapa prestasi dibidang Pariwisata. Diantaranya seperti Penghargaan Bupati Kukar untuk Pokdarwis aktif pada 2020. Desa wisata sertifikasi berkelanjutan dari Kemenparekraf pada 2021. 100 Besar ADWI 2021 dan 50 besar ADWI 2022. (KRV/pt)