Anti Hoax

Tujuan Hoaks Di Pemilu 2024 Untuk Mengganggu Kedaulatan Indonesia, Rusdiansyah : Harus Lawan.

  •   Rizky Yusuf
  •   16 Maret 2023
  •   10:58pm
  •   Anti Hoax
  •   4071 kali dilihat

Balikpapan - Menjelang kontestasi politik tahun 2024, para pelajar serta mahasiswa perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta literasi komunikasi politik.

Bekal literasi ini diperlukan agar mahasiswa lebih "melek" terhadap dinamika politik yang akan terjadi di pesta demokrasi 2024 mendatang.

Diskominfo Kaltim melalui Bidang IKP dan Kehumasan menggelar kegiatan Literasi Media tangkal hoaks dengan tema "Sukseskan Pemilu 2024 dan Jaga Iklim Kondusif di Kalimantan Timur" Bertempat di Hotel Grand Jatra Balikpapan, Kamis (16/3/2023).

Menghadirkan Narasumber antara lain Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kaltim Rudiansyah, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kaltim Hari Dermanto, Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yusuf Sutejo.

Rudiansyah dalam penjelasannya mengatakan, Indonesia adalah negara hukum yang menempatkan Undang-Udang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 atau UUD 1945 sebagai hukum tertinggi yang berlaku.

Indonesia adalah negara hukum. Sebagaimana yang tertulis dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945. Untuk menjadi negara hukum, pastinya memiliki sumber hukum dan sumber hukum tertinggi di Indonesia adalah Undang Undang Dasar tahun 1945.

Selain itu Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 merupakan salah satu pasal yang menjelaskan tentang identitas bangsa. Dalam pasal ini dijelaskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan (Republik).

Kemudian, di Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 (setelah perubahan): Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar.

"Artinya apa? kalau negara kita itu rakyatnya berdaulat dengan benar, maka negara dan bangsa ini kedaulatannya di mata dunia akan lebih baik, lebih kuat lebih jaya lebih sejahtera. Dan kedaulatan rakyat itu dalam praktek kita berepublik direalisasikan dalam bentuk pemilu,"ucapnya.

Dijelaskannya, bagi pihak-pihak yang tidak ingin Indonesia menjadi negara besar ada oknum yang tidak suka dengan hal itu, maka cara mengganggunya adalah dengan mengurangi kualitas negaranya melalui gangguan-gangguan terhadap proses bagaimana rakyatnya melaksanakan kedaulatannya melalui pemilu.

Salah satunya dengan isu yang tidak baik dengan ucapan-ujaran kebencian dengan berita-berita bohong dengan hasutan hasutan agar semua pihak yang berkompetisi dalam rangka menegakkan kedaulatan itu tidak pakai akal dan hati.

"Jadi tujuan utama daripada hoaks atau berita bohong, yang biasanya diedarkan dari pemilu ke pemilu itu dalam rangka untuk mengganggu kedaulatan kita dan harus lawan," tegasnya disambut tepuk riuh peserta.

Dalam pemaparan yang disampaikan kepada para peserta mengenai hoaks ialah merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Atau juga bisa diartikan sebagai upaya pemutar balikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

"Gangguan informasi adalah informasi yang salah dan menyesatkan bercampur baur dengan fakta yang benar menyebabkan terjadinya problem," tambahnya.

Untuk itu dirinya mengingatkan generasi muda khususnya pelajar mahasiswa dan penggiat Media di Kaltim, untuk dapat memiliki kemampuan literasi Media dan juga kecakapan dalam menggunakan dengan baik dan bijak sehingga dapat memperoleh kebermanfaatan dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi saat ini.

"Jangan sampai kita masuk ke pusaran pusaran itu. Kalau perlu kita saring sebelum sharing dan berita hoaks itu cukup berhenti di kita. Tidak usah dilanjutkan ke teman kerabat saudara kita, supaya selamat. Banyak waktu yang lebih bermanfaat bagi kita, "pesan Rudiansyah kepada peserta.
  
Ia pun mengimbau kepada peserta dari pelajar untuk berhati-hati dengan Dawai (Handphone).

"Kalau anda anggap ini alat, maka gunakan dia dan niatkan untuk mencari uang ini dan punya manfaat,"tutupnya.

Diketahui, kegiatan tersebut diikuti 100 peserta yang berasal dari SMA 5 Balikpapan, SMK 5 Balikpapan, SMK Nusantara Balikpapan, Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan dan dari Penggiat Media.(rey/pt)