Berita

Sampaikan Capaian Kinerja Bidang Kelautan dan Perikanan, Potensi Komoditas Ekspor Terus Digenjot

  •   Nichita Heryananda Putri
  •   8 September 2023
  •   5:24pm
  •   Berita
  •   579 kali dilihat

 

Samarinda - Produk perikanan dari wilayah Kalimantan Timur terus berkembang dan menjadi primadona bagi masyarakat mancanegara. Terbukti dengan belasan negara yang menjadi sasaran tujuan ekspor hasil perikanan seperti Kepiting, Ikan Kerapu, Udang Windu, Udang Pink dan Udang Putih di tahun 2022 mencapai nilai Rp 510.90 Miliar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltim, Irhan Hukmaidy menjelaskan produksi budidaya perikanan terus meningkat, bahkan hasil perikanan yang biasa digunakan untuk ketahanan pangan kini sudah mulai diekspor. Untuk pemenuhan pangan, sektor perikanan siap menjadi garda terdepan. Karena orientasi bukan lagi pemenuhan dalam daerah tapi perdagangan antar pulau bahkan ekspor yang menjadi tolak ukur, artinya komoditas perikanan di Kaltim ini cukup menjanjikan untuk penyediaan protein hewani apalagi menyongsong IKN.

“Hampir 80 persen komoditas ekspor berasal dari perikanan budidaya. Kami ingin mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari budidaya ikan. Kami sektor perikanan siap menyiapkan pasokan pangan untuk IKN. Karena pasar kami tidak hanya lokal tapi sudah ekspor. Dalam rangka ketahanan pangan kami siap berada di garis depan khususnya kebutuhan hewani lainnya di perikanan,” jelas Irhan saat kegiatan jumpa pers yang dilaksanakan Diskominfo Kaltim, Jumat (8/9/2023).

Meskipun diakui Irhan pada tahun 2022 belum bisa mencapai target yang diinginkan karena ada perubahan pola mata pencaharian karena pasca Covid-19, bukan berarti pelaku budidaya perikanan tidak bisa mendongkrak budi daya karena daya beli masyarakat saat Covid memang turun.

“Untuk produksi perikanan tahun 2022 dari target 164.441 ton ikan budidaya hanya terealisasi 162.115 ton. Sedangkan untuk ikan tangkap dengan target 162.593 ton mengalami peningkatan sebesar 177.514 ton. Namun pencapaian lainnya dari perikanan yakni naiknya pertumbuhan nilai ekspor hasil perikanan sebesar 37,402 USD. Konsumsi ikan juga mengalami peningkatan dari target 56 kg/kapita menjadi 56,39 kg/kapita,” papar Irhan.

Dirinya menambahkan, beberapa kali sektor perikanan telah berhasil mencapai surplus dalam penyediaan pangan, berbeda dengan daging merah yang masih harus diimpor dari daerah lain dan sektor pertanian. Namun, dalam sektor perikanan, terutama di wilayah yang heterogen seperti ini, Kaltim memiliki keunggulan yang signifikan. Suku Bugis, misalnya, memiliki preferensi untuk makanan dari laut, sedangkan suku Kutai dan Banjar cenderung menyukai ikan air tawar. Sehingga, pemenuhan permintaan ikan baik untuk laut maupun air tawar sangat baik.

“Ada dua  kab/kota di Kaltim yang sudah ditunjuk untuk budidaya dari 120 kab/kota di Indonesia. Kepulauan Maratua mengembangkan Kerapu, lalu ada Kampung budidaya ikan nila di loa kulu. Dengana adanya penetapan kampung budidaya tersebut, baik bantuan dari pemerintah pusat atau daerah kita bisa integrasikan. Yang jelas hamper 80 persen komoditas ekspor berasal dari budidaya perikanan,” tutupnya. (cht)