Pertahankan Iklim Literasi Digital di Kaltim
Balikpapan – Iklim literasi digital di Kalimantan Timur sudah berjalan cukup baik. Fakta itu, dibuktikan berdasarkan Survei Status Literasi Digital Indonesia Tahun 2022, yang menempatkan provinsi paling timur di Pulau Kalimantan ini dalam peringkat ketiga nasional.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Muhammad Faisal menuturkan, Indeks Literasi Digital di Provinsi Kaltim tahun 2022 sebesar 3,62 poin. Prestasi ini berhasil dipertahankan selama dua tahun berturut-turut.
“Yang perlu kita pahami soal peringkat ini adalah sebuah kabar gembira. Bahwa literasi digital kita sudah tinggi dan ini diakui secara nasional. Ini kan berdasarkan survei. Bukan kita yang nilai atau asal klaim,” jelas Faisal saat berbicara soal Indeks Literasi Digital di kanal Radio Smart FM Balikpapan, Rabu (1/3/2023) siang.
Praktisi Hubungan Masyarakat (Humas) pemerintah provinsi ini mengakui, perkembangan transformasi digital di Kaltim memang tumbuh begitu pesat dalam bilangan tahun terakhir. Terlebih saat Kaltim ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara (IKN), pembangunan infrastruktur telekomunikasi sebagai penunjang ekosistem digital turut dipercepat.
“Saya optimis, kita semakin mendekat pada kemajuan digital. Masyarakat kita sudah pandai dan melek digital. Berita dan informasi di media sosial tidak pernah sepi. Biar kata kadang tidak ada sinyal, yang penting handphone sudah iPhone,” canda pria berkacamata ini dengan tawa khasnya.
Dalam talkshow radio yang dipandu oleh Edy Ardian selaku host, Faisal juga menyampaikan, ada empat pilar dalam penilaian Indeks Literasi Digital. Pertama adalah digital skill yang mencakup tentang kemampuan atau kecakapan untuk memanfaatkan media digital dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, tentang digital culture atau budaya digital, ketiga tentang keamanan digital atau keamanan informasi dan keempat tentang digital ethics atau etika digital.
“Jadi dalam dunia digital, juga ada etikanya. Bagaimana kita dalam berinteraksi digital tidak melakukan hate comment atau menyebar kebencian,” ujar eks Kepala Diskominfo Kota Samarinda ini.
Pihaknya pun terus melakukan sosialisasi literasi digital kepada masyarakat. Agar pemahaman literasi digital dapat tersebar secara masif di setiap lini.
Pemahaman literasi digital ini juga menjadi salah satu strategi dalam pencegahan dan penangkalan hoaks atau informasi palsu.
“Sosialisasi literasi digital adalah sisi hulu dari upaya kita mencegah penyebaran hoaks,” tutupnya. (KRV/pt)